sebelum ramainya penggunaan AI/ Kecerdasan buatan di dunia seperti sekarang ini, ternyata dasar-dasar pengembangan AI telah diletakkan jauh sebelum kita(manusia) memanfaatkan penggunaan komputer secara masif.
bahkan jika kita meruntut jauh kedalam proses pengembangan intelegensia manusia, yang dikemudian hari menjadi batu pijakan di dalam pelaksanaan pengembangan AI, maka hal tersebut akan bermuara pada pemikiran para filsuf-filsuf terdahulu, diantara para filsuf yang telah menjadi dasar di dalam pengembangan AI adalah.
- Aristoteles (384–322 SM): Ia mengembangkan sistem logika formal, termasuk silogisme, yang menjadi dasar bagi logika komputasi di kemudian hari.
- René Descartes (1596–1650): Meskipun bukan filsuf kuno, Descartes memperkenalkan ide tentang “mesin sebagai makhluk otomatis,” yang menginspirasi konsep mesin berpikir.
- Leibniz (1646–1716): Ia percaya bahwa semua pemikiran dapat dikurangi menjadi kalkulasi logis—gagasan awal yang mirip dengan prinsip AI sekarang.
meskipun mereka tidak bicara tentang AI secara langsung, pemikiran mereka tentang logika, akal budi, dan kemungkinan berpikir mekanis menjadi pondasi bagi gagasan modern tentang kecerdasan buatan.
didasari dari ide-ide besar para filsuf diatas, manusia moderen berusaha untuk mewujudkan hal tersebut, untuk membuat mesin yang dapat berfikir seperti manusia, dan pada akhirnya AI dari sekadar gagasan fiksi ilmiah menjadi salah satu teknologi paling revolusioner dalam sejarah manusia. Perjalanan panjang ini melibatkan perpaduan antara matematika, logika, psikologi, dan ilmu komputer.
berikut timeline perkembangan AI dari waktu kewaktu :
- Awal Mula (1940–1950-an) , Konsep AI berakar dari pertanyaan filosofis kuno tentang apakah mesin bisa “berpikir.” Pada tahun 1950, Alan Turing memperkenalkan tes Turing dalam makalah terkenalnya, “Computing Machinery and Intelligence”, untuk menilai kemampuan mesin dalam meniru kecerdasan manusia.
- Lahirnya AI sebagai Disiplin Ilmu (1956) ,Tahun 1956 dianggap sebagai kelahiran resmi AI, ketika para ilmuwan seperti John McCarthy, Marvin Minsky, dan Claude Shannon mengadakan konferensi di Dartmouth College. Di sinilah istilah “Artificial Intelligence” pertama kali digunakan secara formal.
- Optimisme Awal dan Kekecewaan (1960–1970-an), Pada masa ini, banyak ilmuwan percaya bahwa komputer akan mampu menyaingi kecerdasan manusia dalam waktu singkat. Namun, keterbatasan komputasi dan kurangnya data membuat perkembangan AI stagnan, yang dikenal sebagai “AI Winter.”
- Kebangkitan Kembali (1980–1990-an), AI mulai bangkit kembali lewat sistem pakar seperti XCON, serta kemunculan jaringan syaraf tiruan (neural networks). Di waktu yang sama, Jepang memperkenalkan proyek ambisius bernama Fifth Generation Computer Systems, yang mendorong riset AI secara global.
- Era Pembelajaran Mesin dan Data Besar (2000-an), Dengan meningkatnya daya komputasi dan akses ke data besar (big data), algoritma machine learning mulai menunjukkan hasil luar biasa. AI digunakan dalam pencarian Google, rekomendasi produk, dan pengenalan wajah.
- AI Modern dan Deep Learning (2010–sekarang), Kemunculan deep learning, terutama dengan arsitektur seperti convolutional neural networks (CNN) dan transformers, mendorong revolusi AI. Teknologi seperti mobil otonom, asisten virtual, dan model bahasa menjadi mungkin.
Seperti banyak hal lainnya di dalam hidup manusia, maka AI juga memiliki dua sisi kutub yang bertentangan yaitu sisi positif dan negatif, dari sisi positif, AI telah banyak membantu pekerjaan manusia, membuat sesuatu hal yang sulit menjadi mudah, dan yang menjadi sisi negatif adalah, banyak dari lapangan pekerjaan manusia telah dapat di gantikan oleh teknologi AI. hal ini pada akhirnya menimbulkan banyak sekali kontroversi di dalam kehidupan manusia.
bagaimana menurut kalian artikel diatas, apakah menarik ?, dukung kami untuk terus berkarya, dengan membeli artwork seputar AI di sini atau melalui halaman digishop untuk melihat artwork menarik lainnya.
Topik:
Tinggalkan Balasan